Electricity Lightning

Menara Phinisi UNM

TETAP JAYA DALAM TANTANGAN


Selasa, 21 Mei 2013

CONTOH RPP SMK


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah                                 : SMK NEGERI 1 PALLANGGA
Materi pelajaran                  : Kompetensi dasar Elektronika
Kelas / semester                 : X / 2
Alokasi waktu                      : 6 x 45 Jam Pelajaran
Pertemuan ke                      : 1 – 2


I.       Standar kompetensi   : Menggunakan Alat/Instrumen Bantu Untuk
  Keperluan pengukuran/Pengujian
II.      Kompetensi Dasar      : 1.1 Konfigurasi Multimeter

III.    Indikator

A.     Kognitif

1.   Produk :
a.    Mengetahui Fungsi Multimeter
b.    Mengetahui Bagian-bagian Multimeter

2.   Proses :
a.    Menjelaskan konfigurasi multimeter dan bukti kegunaan dari masing-masing perangkat yang terdapat pada multimeter.
b.    Melakukan persiapan awal dapat dilakukan dalam bentuk:
1)  sebelum Multimeter digunakan, melakukan peneraan angka nol dengan menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset),
2)  sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur tahanan/resistan (resistance), melakukan peneraan angka nol dengan menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment),
c.      Pengaturan saklar jangkauan ukur pada batas ukur (range) yang dibutuhkan dapat dilakukan.

B.     Psikomotorik      : Tidak ada



C.    Afektif
1.            Karakter
a.  Jujur memilih peralatan dan merencanakan daftar kebutuhan penggunaan pengukuran.
b.  Bertanggung jawab menyelesaikan tugas kelompok dan tugas individu yang diberikan dalam melaksanakan pengukuran.
c.   Hati-hati dan teliti dalam menggunakan alat dan bahan pada saat melaksanakan praktikum.
2.   Keterampilan Sosial
a.  Mampu bertanya jika ada suatu hal yang tidak dimengerti.
b.  Memberikan pendapat atau saran berhubungan dengan materi.
c.   Berkomunikasi dengan guru dan teman-teman jika ada hal-hal yang kurang dimengerti.

IV.   Tujuan Pembelajaran

A.     Kognitif
1.   Produk :
a.  Siswa-Siswi Mengetahui Fungsi Multimeter
b.  Siswa-Siswi Mengetahui Bagian-bagian Multimeter
2.   Proses :
a.  Siswa-Siswi Dapat mengkonfigurasi Multimeter dan bukti kegunaan dari masing-masing perangkat yang terdapat pada Multimeter.
b.  Siswa-Siswi Dapat melakukan persiapan awal dalam bentuk ;
1)  sebelum Multimeter digunakan, melakukan peneraan angka nol dengan menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset),
2)  sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur tahanan/resistan (resistance), melakukan peneraan angka nol dengan menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment),
3)  Siswa-Siswi Dapat melakukan pengaturan saklar jangkauan ukur pada batas ukur (range) yang dibutuhkan dapat dilakukan.

B.     Psikomotorik      : Tidak ada



C.    Afektif
1.     Karakter
a.  Siswa – Siswi jujur memilih peralatan dan merencanakan daftar kebutuhan penggunaan pengukuran.
b.  Siswa – Siswi bertanggung jawab menyelesaikan tugas kelompok dan tugas individu yang diberikan dalam melaksanakan pengukuran.
c.   Siswa – Siswi hati-hati dan teliti dalam menggunakan alat dan bahan pada saat melaksanakan praktikum.
2.     Keterampilan Sosial
Berdiskusi, bertanya dan mengemukakan pendapat saat penugasan pembagian kelompok, serta menjadi pendengar yang baik saat guru menjelaskan materi dan teman kelompok memberi saran atau usulan.


























V.     Materi Pembelajaran

Multimeter yang diuraikan pada modul ini adalah multimeter analog yang menggunakan kumparan putar untuk menggerakkan jarum penunjuk papan skala. Multimeter ini yang anyak dipakai karena harganya relatif terjangkau. Jika pada multimeter digital hasil pengukuran langsung dapat dibaca dalam bentuk angka yang tampil pada layar display, pada multimeter analog hasil pengukuran dibaca lewat penunjukan jarum pada papan skala. Lihat gambar 1(Multimeter Analog) dan gambar 2 (Multimeter Digital).
 






Gambar 1 dan 2
A.     Konfigurasi Multimeter
Konfigurasi multimeter dan kontrol indikator yang terdapat pada sebuah multimeter diperhatikan pada gambar 3.
Kabel Penyidik
Probes
 
Papa Skala
 
Jarum Penunjuk
 
Tombol Pengatur
Posisi Jarum
 
Sekrup Pengatur
Posisi Jarum (preset)
 
Batas Ukur (Range)
 
(+) Out
 
Saklar jangkauan Ukur
 
(-) Common
 



Gambar 3. Konfigurasi Multimeter
1.     Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran, pada papan skala terdapat skala-skala tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya. Lihat gambar 4.
Skala Ohm
 
 
Skala Volt
ACV-DCV
 
 






Gambar 4

2.     Skala jangkauan ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi Ω demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-µA). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur tegangan DCV.

3.     Sekrup pengatur posisi jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum petunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala).

4.     Tombol pengaturan jarum pada posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.

5.     Lubang kabel penyidik : tempat untuk menghubungka kabel penyidik dengan multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus searah/DcmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.

B.    Batas Ukur (Range)

1.     Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka : 0,25-25-500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0-0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0-25 mA. Untuk batas ukur (range) 500, berarti arus yang dapat diukur berkisar dari 0-500 mA.

2.     Batas ukur (range) tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka 10-50-250-500-1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah10 Volt. Demikian seterusnya.

3.     Batas ukur (range) Ohm : terdiri dari angka x1, x10 dan kilo (kΩ). Untuk batas ukur (range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (papa satuan Ω). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada papan dan dikali dengan 10 (pada satuan Ω). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (kΩ), semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan kΩ), untuk batas ukur (range) x10k (10kΩ), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10kΩ.

C.    Baterai
Baterai : pada multimeter dipakai baterai kering (dry cell) tipe UM-3, digunakan untuk mencatu/mengalirkan arus ke kumparan pada saat multimeter digunakan untuk mengukur komponen (minus komponen terintegrasi/integrated circuit/IC). Baterai dihubungkan secara seri dengan lubang kabel penyidik/probes (+/out) dimana kutub negatif baterai dihubungkan dengan terminal positif dari lubang kabel penyidik. Lihat gambar 5.



Gambar 5
D.    Kriteria Multimeter
Kriteria sebuah multimeter tergantung pada:
1.     Kekhususan, kepekaan, ditentukan oleh tahanan/resistan (resistance) dibagi dengan tegangan, misalnya 20 kΩ/V untuk DCV dan 8 kΩ untuk ACV. (20 kΩ/V) → I = E/R   = 1/20.000 =1/2 x 10-4 A = 0,05 mA = 50 µA). Multimeter menggunakan arus sebesar 50 µA untuk alat pengukur (meter) dan akan menarik arus maksimal 50 µA dari rangkaian yang diukur.

2.     Fungsi tambahan sebagai penguji (tester) transistor untuk menentukan hfe transistor (kemampuan transistor menguatkan arus listrik searah sampai beberapa kali), penguji dioda dan kapasitor dalam hubungannya  dengan pekerjaan perbaikan (repair) alat-alat elektronik.


E.     Simbol-simbol
Secara teoritis untuk mempermudah pembelajaran, pengukuran tegangan (volt-meter), pengukur kuat arus (Ampere-meter) dan pengukur nilai tahanan/resistance (Ohm-meter) ditampilkan pada gambar 6.


Gambar 6. Simbol alat ukur
F.     Persiapan awal 
Persiapan awal yang perlu anda lakukan sebelum meggunakan multimeter adalah:
1.     Baca dengan teliti buku petunjuk  pengguaan (manual instruction). Multimeter yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
2.     Multimeter adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan, mengukur arus, dan tahanan/resistans.
3.     Sebelum dan sesudah multimeter digunakan, posisi saklar jangkauan ukur harus selalu berada pada posisi ACV dengan batas ukur  (range) 250 ACV atau lebih.
4.     Kabel penyidik (probes) multimeter selalu berwarna merah dan hitam. Masukkanlah kabel yang berwarna merah kelubang penyidik yang bertanda (+) atau out dan kabel yang berwarna hitam kelubang penyidik yang bertanda (-) atau common.
5.     Pada saat akan melakukan pengukuran dengan dengan perhatikan apakah jarum penunjuk sudah berada pada posisi angka nol. Jika belum lakukan peneraan dengan cara memutar sekrup penguat posisi jarum (preset) dengan obeng nimus (-).
6.     Posisi saklar jangkauan ukur harus pada posisi yang sesuai dengan besarak yang akan diukur. Jika akan mengukur tegangan listrik bolak balik (ACV) letakkan saklar pad posisi batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Hal yang sama juga dilakukan untuk mengukur tegangan listrik searah (DCV), kuat arus (DcmA-DCµA), dan tahanan/resistan (resistance).
7.     Pada pengukuran DCV, kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada kutub positif, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada kutub negatif dari tegangan yang akan diukur.
8.     Jangan sekali-kali mengukur kuat arus listrik kecuali kita sudah dapat memperkirakan besarnya kuat arus yang mengalir.
9.     Untuk mengukur tahanan/resistan (resistance), letakkan saklar jangkauan ukur pada batas ukur (range) Ω atau kΩ (kilo Ohm). Pertemukan ujung kedua kabel penyidik , tera jarum penunjuk agar berada pad posisi agka nol  dengan cara memutar-mutar tombol pengatur jarum pada posisi angka nol (zero adjustment).
10.  Berhati-hatilah jika akan mengukur tegangan listrik setinggi 220 ACV.