Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Sekolah :
SMK NEGERI 1 PALLANGGA
Materi pelajaran :
Kompetensi dasar Elektronika
Kelas / semester :
X / 2
Alokasi waktu :
6 x 45 Jam Pelajaran
Pertemuan ke :
1 – 2
I. Standar kompetensi : Menggunakan Alat/Instrumen Bantu Untuk
Keperluan pengukuran/Pengujian
II. Kompetensi Dasar : 1.1 Konfigurasi Multimeter
III. Indikator
A.
Kognitif
1. Produk :
a.
Mengetahui Fungsi Multimeter
b.
Mengetahui Bagian-bagian
Multimeter
2. Proses :
a.
Menjelaskan konfigurasi multimeter dan bukti kegunaan dari
masing-masing perangkat yang terdapat pada multimeter.
b.
Melakukan persiapan awal dapat dilakukan dalam bentuk:
1)
sebelum Multimeter digunakan,
melakukan peneraan angka nol dengan menggunakan sekrup
pengatur posisi jarum (preset),
2)
sebelum Multimeter digunakan
untuk mengukur
tahanan/resistan (resistance), melakukan peneraan angka nol
dengan menggunakan
tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment),
c.
Pengaturan saklar jangkauan
ukur pada batas ukur (range) yang dibutuhkan dapat dilakukan.
B.
Psikomotorik :
Tidak ada
C.
Afektif
1.
Karakter
a. Jujur
memilih peralatan dan merencanakan daftar kebutuhan penggunaan pengukuran.
b. Bertanggung
jawab menyelesaikan tugas kelompok dan tugas individu yang diberikan dalam
melaksanakan pengukuran.
c. Hati-hati
dan teliti dalam menggunakan alat dan bahan pada saat melaksanakan praktikum.
2.
Keterampilan
Sosial
a. Mampu
bertanya jika ada suatu hal yang tidak dimengerti.
b. Memberikan
pendapat atau saran berhubungan dengan materi.
c. Berkomunikasi dengan guru dan teman-teman
jika ada hal-hal yang kurang dimengerti.
IV. Tujuan Pembelajaran
A.
Kognitif
1. Produk :
a.
Siswa-Siswi Mengetahui Fungsi
Multimeter
b.
Siswa-Siswi Mengetahui Bagian-bagian
Multimeter
2. Proses :
a.
Siswa-Siswi Dapat mengkonfigurasi
Multimeter dan bukti kegunaan dari masing-masing perangkat yang terdapat
pada Multimeter.
b.
Siswa-Siswi Dapat melakukan
persiapan awal dalam bentuk ;
1)
sebelum Multimeter digunakan,
melakukan peneraan angka nol dengan menggunakan sekrup
pengatur posisi jarum (preset),
2)
sebelum Multimeter digunakan
untuk mengukur
tahanan/resistan (resistance), melakukan peneraan angka nol dengan menggunakan
tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment),
3)
Siswa-Siswi Dapat melakukan
pengaturan saklar jangkauan ukur pada batas ukur (range) yang dibutuhkan dapat
dilakukan.
B. Psikomotorik : Tidak ada
C.
Afektif
1. Karakter
a. Siswa
– Siswi jujur memilih peralatan dan merencanakan daftar kebutuhan penggunaan
pengukuran.
b. Siswa
– Siswi bertanggung jawab menyelesaikan tugas kelompok dan tugas individu yang
diberikan dalam melaksanakan pengukuran.
c. Siswa
– Siswi hati-hati dan teliti dalam menggunakan alat dan bahan pada saat
melaksanakan praktikum.
2. Keterampilan Sosial
Berdiskusi, bertanya dan mengemukakan pendapat saat
penugasan pembagian kelompok, serta menjadi pendengar yang baik saat guru
menjelaskan materi dan teman kelompok memberi saran atau usulan.
V. Materi Pembelajaran
Multimeter
yang diuraikan pada modul ini adalah multimeter analog yang menggunakan
kumparan putar untuk menggerakkan jarum penunjuk papan skala. Multimeter ini
yang anyak dipakai karena harganya relatif terjangkau. Jika pada multimeter
digital hasil pengukuran langsung dapat dibaca dalam bentuk angka yang tampil
pada layar display, pada multimeter analog hasil pengukuran dibaca lewat
penunjukan jarum pada papan skala. Lihat gambar 1(Multimeter Analog) dan gambar
2 (Multimeter Digital).
Gambar
1 dan 2
A.
Konfigurasi
Multimeter
Konfigurasi
multimeter dan kontrol indikator yang terdapat pada sebuah multimeter
diperhatikan pada gambar 3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar
3. Konfigurasi Multimeter
1. Papan Skala : digunakan
untuk membaca hasil pengukuran, pada papan skala terdapat skala-skala
tahanan/resistan (resistance) dalam
satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala
lainnya. Lihat gambar 4.
|
|
Gambar 4
2. Skala
jangkauan ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja multimeter, dan batas
ukur (range). Jika digunakan untuk
mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi Ω
demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus
(mA-µA). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi
saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan
diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV. Demikian juga jika hendak
mengukur tegangan DCV.
3. Sekrup
pengatur posisi jarum (preset) :
digunakan untuk menera jarum petunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan
skala).
4. Tombol
pengaturan jarum pada posisi Nol (Zero
Adjustment) : digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum
multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek,
kedua ujung kabel penyidik (probes)
dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.
5. Lubang
kabel penyidik : tempat untuk menghubungka kabel penyidik dengan multimeter.
Ditandai dengan tanda (+) atau out dan
(-) atau common. Pada multimeter yang
lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus searah/DcmA oleh
transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur
kapasitas kapasitor.
B.
Batas
Ukur (Range)
1. Batas
Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya
terdiri dari angka-angka : 0,25-25-500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur
berkisar dari 0-0,25 mA. Untuk batas ukur (range)
25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0-25 mA. Untuk batas ukur (range) 500, berarti arus yang dapat
diukur berkisar dari 0-500 mA.
2. Batas
ukur (range) tegangan (ACV-DCV) :
terdiri dari angka 10-50-250-500-1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah10
Volt. Demikian seterusnya.
3. Batas
ukur (range) Ohm : terdiri dari angka
x1, x10 dan kilo (kΩ). Untuk batas ukur (range)
x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (papa satuan
Ω). Untuk batas ukur (range) x10,
semua hasil pengukuran dibaca pada papan dan dikali dengan 10 (pada satuan Ω).
Untuk batas ukur (range) kilo Ohm
(kΩ), semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada
satuan kΩ), untuk batas ukur (range)
x10k (10kΩ), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan
10kΩ.
C.
Baterai
Baterai : pada multimeter
dipakai baterai kering (dry cell)
tipe UM-3, digunakan untuk mencatu/mengalirkan arus ke kumparan pada saat
multimeter digunakan untuk mengukur komponen (minus komponen terintegrasi/integrated circuit/IC). Baterai
dihubungkan secara seri dengan lubang kabel penyidik/probes (+/out) dimana kutub negatif baterai
dihubungkan dengan terminal positif dari lubang kabel penyidik. Lihat gambar 5.
Gambar
5
D.
Kriteria
Multimeter
Kriteria
sebuah multimeter tergantung pada:
1. Kekhususan,
kepekaan, ditentukan oleh tahanan/resistan (resistance)
dibagi dengan tegangan, misalnya 20 kΩ/V untuk DCV dan 8 kΩ untuk ACV. (20
kΩ/V) → I = E/R = 1/20.000 =1/2 x 10-4
A = 0,05 mA = 50 µA). Multimeter menggunakan arus sebesar 50 µA untuk alat
pengukur (meter) dan akan menarik arus maksimal 50 µA dari rangkaian yang
diukur.
2. Fungsi
tambahan sebagai penguji (tester)
transistor untuk menentukan hfe transistor (kemampuan transistor
menguatkan arus listrik searah sampai beberapa kali), penguji dioda dan
kapasitor dalam hubungannya dengan pekerjaan
perbaikan (repair) alat-alat
elektronik.
E.
Simbol-simbol
Secara
teoritis untuk mempermudah pembelajaran, pengukuran tegangan (volt-meter),
pengukur kuat arus (Ampere-meter) dan pengukur nilai tahanan/resistance (Ohm-meter) ditampilkan pada
gambar 6.
Gambar
6. Simbol alat ukur
F. Persiapan awal
Persiapan
awal yang perlu anda lakukan sebelum meggunakan multimeter adalah:
1. Baca
dengan teliti buku petunjuk pengguaan (manual instruction). Multimeter yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
2. Multimeter
adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan, mengukur arus,
dan tahanan/resistans.
3. Sebelum
dan sesudah multimeter digunakan, posisi saklar jangkauan ukur harus selalu
berada pada posisi ACV dengan batas ukur
(range) 250 ACV atau lebih.
4. Kabel
penyidik (probes) multimeter selalu
berwarna merah dan hitam. Masukkanlah kabel yang berwarna merah kelubang
penyidik yang bertanda (+) atau out dan
kabel yang berwarna hitam kelubang penyidik yang bertanda (-) atau common.
5. Pada
saat akan melakukan pengukuran dengan dengan perhatikan apakah jarum penunjuk
sudah berada pada posisi angka nol. Jika belum lakukan peneraan dengan cara
memutar sekrup penguat posisi jarum (preset)
dengan obeng nimus (-).
6. Posisi
saklar jangkauan ukur harus pada posisi yang sesuai dengan besarak yang akan
diukur. Jika akan mengukur tegangan listrik bolak balik (ACV) letakkan saklar
pad posisi batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Hal
yang sama juga dilakukan untuk mengukur tegangan listrik searah (DCV), kuat
arus (DcmA-DCµA), dan tahanan/resistan (resistance).
7. Pada
pengukuran DCV, kabel penyidik (probes)
warna merah (+) diletakkan pada kutub positif, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan pada
kutub negatif dari tegangan yang akan diukur.
8. Jangan
sekali-kali mengukur kuat arus listrik kecuali kita sudah dapat memperkirakan
besarnya kuat arus yang mengalir.
9. Untuk
mengukur tahanan/resistan (resistance),
letakkan saklar jangkauan ukur pada batas ukur (range) Ω atau kΩ (kilo Ohm). Pertemukan ujung kedua kabel penyidik
, tera jarum penunjuk agar berada pad posisi agka nol dengan cara memutar-mutar tombol pengatur
jarum pada posisi angka nol (zero
adjustment).
10. Berhati-hatilah
jika akan mengukur tegangan listrik setinggi 220 ACV.